Andai Aku Punya..

>> Selasa, 28 April 2009

Setiap saat setiap waktu, ada banyak “bubble-bubble” yang muncul di permukaan kepalaku. Diantara berjuta bubble tsb, ada ratusan quotes, ide, kritik, atau bullshit lainnya yang cukup brilian. Andai aku punya "mind writer" mungkin aku telah menghasilkan banyak essay ato jurnal yang bisa dijadikan landasan teori penyusunan makalah (dengan tema: stop dreaming) hehe. Ngomong2 tentang "andai aku punya", sampai saat ini aku punya beberapa mimpi mengenai kelebihan istimewa yang berasal dari potensi diri sendiri. Kalo kata orang, yang kaya gitu mah namanya sixthsense ato indera ke-enam. Mau tau "andai aku punya" versi fantasi liarku? Ini diaHh.. (Diah: apaH manggil2 gueH?)



1. Infra Eye Magically Detect Missing Stuff (IEMDMS)

Bukan sulap bukan mejik, andai aku punya kemampuan mendeteksi barang printilan yang hilang, alhasil saat ini lemariku bakal penuh dengan barang-barang cemen yang tak berguna, Hueheu.. Bayangkan kita punya mata yg bisa menembus lemari, tembok, tumpukan kutang, kolong tempat tidur, kolong ketek, dll yg "menyembunyikan" si barang ilang, maka barang-barang tsb dapat kembali ke pangkuan haribaan kita. Impian ini diangkat dari kejadian-kejadian waktu jaman sekolah, dimana aku suka lupa naro barang, trus gara-gara lupa maka dinyatakan hilang. Dasar jorok.



2. Time Stopper Movement Freezer in Each Spesific Case (TSMFESC).

Hal yg ngegemesin kalo lagi ujian adalah waktu yang mepet. Padahal kita bias mengerjakan soal tersebut (walopun ga yakin). Betapa nikmatnya kalo kita punya kemampuan ini. Waktu yang berhenti berputar sementara akan memberikan kesempatan bagi kita -sbg peserta ujian- untuk OB (open book), open "paririmbon", open jawabannya temen, open kunci jawaban guru, dll. Kalo itu terjadi, saat ini saya adalah lulusan MIT Amrik sono, heheh. Dan kalo kita masih pengen tidur lebih lama, kita tinggal bilang "freezee!" alhasil kita punya lbh bnyk waktu untuk bobo-boboan.. Zzzzzzz...



3. Lets Steal Inside the Magazine (LISM).

Yang ini mungkin impian semua wanita. Mengambil barang yg ter-display di majalah. Tas nya Paris Hilton, spatu-spatu dengan keterangan price upon "request", asesoris-asesoris impor, dll, bisa jadi milik kita secara cuma-cuma. Mungkin ini bukan mencuri, tapi semuanya memang milik kita, toh majalahnya udah kita beli. (klo minjem sih beda kasus). Trus kalo ada review kuliner yang menampilkan dessert swiss ice cream choco melted with honey jumbo sized, wihhh ma'enyuuss.. Arrgghhh pengenn..! Oiya, lucu jg ya kalo kita “minjem” artis-artis dari majalah. Tangan masuk lalu membaur dengan satu halaman majalah, di obok-obok, trus jambak n tarik rambutnya si artis sampai dia nongol di permukaan. Bisa poto bareng dehh..



4. Mind Bubbling Type Writer (MBTW)

Seperti yg telah pada paragraf sebelumnya, kemampuan ini membantu kita dalam menyusun dan menterjemah pemikiran-pemikiran yang ada dalam pikiran kita. Kemampuan ini bekerja dengan mengkonvert “bubble” yg ada di pala kita kedalam format microsop word.. Canggih kan! Kemustahilan ini bisa membantu kita menyusun skripsi dengan cepat. Ctrl-c, ctrl-v, ctrl-z, dapat dioperasikan dengan mudah. Namun sebagai catatan, kita tidak boleh mencampurkan pemikiran yang akan di konvert dengan piktor2 yg mengganggu. Ber-ba-ha-ya *aksen bang haji Roma.

Jika aku punya semua kemampuan ini, tayangan tv reality show "jika aku menjadi" pun liwwwaatt..!! (gak nyambung)

Read More.. Read more...

Karti-Nis

>> Rabu, 22 April 2009


Hari ini adalah Rabu, kemarin hari Selasa.. Ehem..

Penanggalan di hari Selasa adalah 22 April, dan hari Senin adalah 21 April. Yang berbeda antara kedua tanggal itu adalah 22 April memperingati hari spt biasa, sedangkan 21 April memperingati hari Kartini.. *penting

Berdasarkan prolog yg matematis itu, aku ingin menceritakan sedikit tentang KartiNis (kartini-nisa), Hehe.. Jadi inget, waktu sma aku terpaksa ikut lomba Kartinian. Entah gara-gara aku mirip dengan Kartini, ato sekedar dijadikan tumbal temen sekelas karna gada lagi yang mau jadi wakil untuk lomba itu. Bermodal kenekatan, kepasrahan, ke-tidak tahu menau akan Kartini, dan kepedean (maksudnya terlalu pede berlebih), akupun bersedia untuk di mek-up ala Kartini lengkap dengan kebaya dan sanggul yang seberat dosa. Pada waktu itu aku merasa konyol karna saat interview dengan menggunakan bahasa Inggris berlangsung, aku dianggap mengeluarkan kata-kata tak senonoh. Jadi gini ceritanya, Juri: "Annisa, what j9f;r9(8*8(** a`d'^& $^ *&huh* *as%hb??" (aku tak ingat dialog dlm bahasa Inggrisnya, yang pasti aku disuruh menjelaskan tentang emansipasi wanita). Sebenernya aku juga ga ngerti keseluruhan pertanyaannya bahasa Inggris tsb (maklum), tapi aku ngerasa "women" adalah keywordnya. Mungkin aku disuruh menceritakan hal-hal yang berbau wanita. Maka aku jawab : "mm.. Yes.. Mm.. Jaman skr, eh nowadays, mm.. Women is equal to mens.. Mens is.. Mm.. Mens is.." aku tak sampai hati menceritakan lanjutannya, karena pada ujung ceritanya aku kalah dalam lomba tersebut. Yaiyalah mungkin juri-juri pikir aku sedang menceritakan sistem reproduksi wanita, dan siklus kesuburannya. Sedangkan aku bermaksud menceritakan tentang emansipasi wanita.. Ksian banget sih jurinya ga bisa bahasa Inggris..

*Salah satu peserta mutan Kartini yang terleminasi*

Pulang dengan membawa kekalahan, akupun pundung. Tuduhan dari sekolah tetangga (SMA3) yg menyangkaku embok-embok penjual jamu menambah perasaan emotional serious injury. gara-gara kejadian hari Kartini itu, aku jadi trauma jika menghadapi hari Kartini. Lagian kenapa sih harus Kartini? Emg sih doi berhasil mendirikan skolah-sekolah untuk wanita pada ZAMAN-nya. Iya sih beliau berhasil menggaungkan emansisapi bagi wanita untuk tidak selalu dipingit, dijodohkan, dilarang sekolah, pada ZAMAN-nya. Mungkin dia tidak berniat menulis buku "Habis Gelap Terbitlah Terang", tapi sepeninggal dirinya di dunia fana ini, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Berkat mister yg satu itulah terbit terang benderang berupa buku.

Aku curiga alm Presiden Sukarno agak pilih kasih dlm menentukan pahlawan wanita. Kenapa gak ibunya? Ato Dewi Sartika? ato Cristina Marthatiahahu? Atow Cut Nyak Dien? Ato Cut Tari?? Hehe.. Bilaman tanpa Kartini, apakah wanita jaman sekarang masih bisa sekolah sampe jadi Sri Mulyani dan wanita-wanita pinter lainnya? Apakah aku sudi dijodohkan oleh ortu sama lelaki tetangga? Tapi yang pasti, berkat Kartini aku mendapat pengalaman dipakein sanggul plus mek-up gratis dari uang kas kelas.. Whehehee..

Anyway, Kartini adalah pahlawan yang bangun kepagian dan berhasil mewujudkan usaha-usahanya. Masih jomplang deh bila dibanding denganku.. Ya nasip..

Read More.. Read more...

Cermin yang jujur

>> Selasa, 14 April 2009


Kalau di sinetron mah ada pernikahan dini, di rs bersalin ada inisiasi dini, di rmh tetangga ada Dina dan Dini, kalau di dlm diriku ada PENUAAN DINI.. Oh no. Semalam aku tidak sengaja mematut-matut muka di depan cermin. Zoom in.. zoom in.. zoom in.. sampai idung nempel di cermin. Aku tidak menyadari -karena kurang memperhatikan- revolusi dan re-degenerasi dari mukaku yg slm ini jadi modal untuk tampil menor (muka tebel). Di dahi tumbuh jerawat yang ga terlalu besar.. dan ga sakit juga sih.. Tapi ya rada ganggu aja gitu.. Berasa ada semacam kutil mini yg opset dari permukaan kulit aslinya. Di daerah pipi kanan ada beberapa spot tahi lalat yg berwarna coklat. Ukuran dan bentuknya mirip semut yang suka menyerbu buah-buahan. Mmm.. yg kecil-kecil dan lincah itu lho.. Baru ngeh bahwa itu adalah calon flek yg bakal betah menghiasi pipi ini sampai ahir hayat. Inspeksi beralih ke pipi kiri.. Kok rasanya lebih kasar ya..? *lalu kusingkirkan kertas amplas dari pipi kiriku*.. Tapi masih sedikit lebih kasar juga euy. Ternyata ada bruntusan yg setia menetap di daerah tersebut sejak aku kanak-kanak. Belum lagi di kelopak bawah mata kiri muncul si kutil mini, sama seperti di dahi, yang sifatnya nomaden. Sepertinya sih bkn jerawat. Bentuknya kaya cacar air kecil. Warnanya kemerahan akibat aku kucek-kucek secara barbar. Jerawat mini juga muncul di ujung bibirku yg gelap. Warna itu aku anggap eksotik dan antik. Mungkin orang-orang menganggap aku mengkoleksi lipstik nuansa gotik.. Hihihhh..

Kini tinggal hidung dan dagu.. Kalo di deket kepulauan Nusa Tenggara ada Komodo, di hidungku ada komedo (masih aja berpantun). Jika dipencet pake tangan, lemak2 berwarna putih pun bermunculan bak isi kwaci yang dipaksa bercerai dgn cangkangnya (!?). Baru pertama kali aku melakukan hal tsb *potong pita*. Di bagian yg paling bawah mukaku ada dagu..... Yaiyalahh..! ...disitu bersarang se-pulau noda kehitaman yg narsis tiada kemalu-maluannya. Kalo itu sih bawaan orok. Karena kata ibu, noda itu muncul gara-gara waktu kecil aku selalu "ngacay" atau lebih familiarnya: "mengeluarkan iler", dimanapun, kapanpun, didepan siapapun. Makanya sewaktu kecil kostum favoritku adalah "slaber". Dugaan sementara, ilerku ini adalah zat yg mengandung merkuri. Sinihh yang mau mencerahkan wajah aku jilat2.. (hiiiyy!)


Contoh slaber yang dipkai oleh sebayi model

Oke oke, nobody's perfect.. Ungkapan itu mebesarkan hatiku. Dan akupun tersenyum menyeringai.. Tapi ohhh.. Gigiku kok kuning ya?? Di pangkal gigi seri bagian bawah nemplok sebuah plak yg minta di pakein porstex. Pupus sudah impianku menjadi miss universe. Tapi tak apa, yg penting gigiku ga ada yang bolong.. Akupun mangap-mangap mencek gigi geraham kebanggaanku. Sekedar mau memastikan.. Gigi normal org dewasa itu 32 kan? Punyaku kok cm 28 ya??

Ternyata semua cacat itu terdeteksi gara-gara satu hal yg krusial, nakal, dan bengal. Cermin kos aku tidak terhalang laci di depannya. Sehingga akupun bisa memperhatikan mukaku dari jarak sedekat mungkin. Kalo di rumahku, cermin berada pada jarak 50cm-an dari muka. Hal itu diperparah dengan kondisi lampu kamarku yg remang2-remang Belum lagi pandangan ke dlm cermin terhalang oleh bayang-bayang laci lainnya yg menggantung di atas cermin itu. Dan konyolnya, cermin itu dipenuhi stiker koleksi masa kecil yg sebagian bsr menutupi permukaannya.. Huehuehue.. Pantas saja slm ini aku selalu merasa caem jika melihat bayangan diri di balik cermin itu. *korban fitnah cermin

Tak lupa aku panjatkan syukur kepada Allah SWT atas kelebihan-kelebihan yang dapat menutupi kekurangan tersebut seperti hidung yg punya lubang, mata yg bisa kedip-kedip, mulut yg bisa manyun-manyun, pipi yg bisa kembang kempis, dll, yg tak bisa aku sebutkan satu persatu (1/1 = ttp satu dong!)

Read More.. Read more...

Belajar Bersama Penjajah dan Kaum Terjajah

>> Jumat, 03 April 2009



Road to..



Gambar peta dibawah ini menginspirasikan aku untuk membuat tulisan yang bertemakan “Studi di Belanda, ticket to a global community”. Bukan karena warnanya yang mirip gulali atau bentuknya yang mirip kripik. Tapi ada beberapa faktor lain yang membuatku ingin membahasnya. Inilah dia..

gambar : http://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme

Fyi, ini adalah peta/keyplan yang menunjukan wilayah kolonialisasi yang terjadi di bumi ini, pada zaman kolonialisme. K-o-l-o-n-i-a-l-i-s-m-e. Satu kata yang mempunyai konotasi negatif yaitu penjajahan yang merebak -bagai baligo caleg- pada kirasan abad 19. Yup, itulah arti lain dari pengembangan kekuasaan sebuah Negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya. Mungkin ini pemicu perebutan kawasan diantara negara-negara yang bertentangan. Mungkin ini yang memancing kita untuk memahami sejarah perkembangan bangsa milik saudara-saudara kita. Mungkin ini awal mula dari era globalisasi, dimana ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia terjadi lewat perdagangan, investasi, budaya, dll. Mungkin ini sebuah jalan untuk belajar ke negeri Belanda.. *lho??

Dalam gambar ini terlihat sangat jelas batas-batas antar wilayah/negara. Bukan itu yang diinginkan oleh sebuah globalisasi. Ia menginginkan suatu batas yang bias, suatu gradasi warna, dimana setiap orang dari berbagai wilayah dapat mengembangkan potensi individu dan komunitasnya di wilayah lain demi tercapainya suatu bumi yang lebih cerdas. Berangkat dari kondisi kolonialisme ini, manusia belajar untuk mengkoreksi kesalahan tersebut dan terus memperbaiki diri hingga (hampir) tercapai kondisi yang diinginkan.

Anyway, aku pernah membaca beberapa artikel tentang Belanda. Negeri yang terlihat setitik oranye pada gambar diatas. Mengapa Negara secuil itu –jika dibandingkan dengan wilayah lain– bisa menguasai beberapa Negara di dunia? Mungkin dahulu dia bersikap netral saat Perang Dunia I dan II, walaupun akhirnya terpaksa terlibat karena menjadi salah satu korban invasi Jerman pada Perang dunia II. Hmm, mungkin saja itu yang membuat Belanda hingga kini netral dan selalu welcome dalam menerima orang / budaya asing dari luar, dan menjadikannya sebagai Negara multikultural yang maju dan menyenangkan.

Berada di lokasi sentral Eropa, Belanda disebut-sebut sebagai “Gateway to Europe”, dimana kebudayaan Jerman, Prancis, British, turut mempengaruhi Negara Belanda. Layaknya sebuah gerbang penerima, Belanda mampu menciptakan sebuah kondisi yang “internasional” lewat masyarakatnya yang sebagian besar menguasai Bahasa Inggris. Bahkan pendidikan di Belanda menggunakan bahasa pengantar Inggris yang diaplikasikan di beberapa subjek kuliah. Hal tersebut tentu memudahkan masyarakat dunia untuk belajar ke negeri kincir tersebut. Dari uraian ini, marilah kita flashback ke zaman dahulu dimana bahasa Belanda dan Jerman hilir mempunyai ciri yang menggolongkan kedua bahasa itu sebagai bahasa Ingvaeonik. Dan ternyata bahasa Inggris dan bahasa Frisia-pun merupakan golongan bahasa Ingvaeonik. Oouuww.. sepertinya itu pula yang menyebabkan warga Belanda menguasai bahasa Inggris.

Bakat “genetis” Belanda yang lihai di bidang ekonomi (perdagangan) sudah tampak pada awal pembentukan VOC abad ke 17. VOC atas nama Belanda seringkali berhasil menduduki beberapa perekonomian negara Hindia Timur yang kaya sumber daya alam. Kini perekonomi Belanda semakin maju dan terbuka. Selain memang Belanda mempunyai bakat kompeni, sikap pemerintah Belanda yang mengurangi keterlibatan di bidang perekonomian turut mendukung globalisasi ekonomi negaranya.

Telah disiratkan bahwa Belanda merupakan Negara yang mudah berakulturasi. Namun bukan berarti Belanda kehilangan identitas dirinya. Bangunan tua bersejarah yang berada disana dijaga dan dirawat dengan baik. Contohnya bangunan Schroder House yang dirancang oleh arsitek Gerrit Rietveld berhasil mendapat penghargaan dari UNESCO atas keberhasilan Belanda dalam mengkonservasi bangunan heritage tersebut. Selain itu tidak mungkin orang tidak mengenal Rembrandt, Vincent Van Gogh, Piet Mondrian, dkk, seniman-seniman Belanda yang karya-karyanya mampu membawa kontribusi bagi dunia seni di dunia. Ehem, jadi ingin ke sana deh..

Beberapa kali saya berhasil menemukan hubungan antara sejarah dengan kondisi yang sekarang. Tak peduli benar atau salah, saya hanya berusaha untuk melihat dari pandangan yang positif dan logis. Bagaimana rasanya bertemu orang-orang yang berasal dari negara yang “berbeda berwarna” seperti gambar diatas dan berkumpul di satu titik yang sangat potensial? (Belanda, -red). Seru karena ternyata teman baru kita adalah penjajah? Atau merasa senasib karena sama-sama “terjajah”? Cukup hingga sebatas fun-chat untuk masalah itu. Kita harus menyadari bahwa hikmah dari perbedaan latar belakang tersebut adalah bertambahnya wawasan kita tentang dunia dan jalinan persaudaraan antar bangsa semakin erat.

Welcome to the world!

Read More.. Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP