simSALAHbimm..

>> Rabu, 18 Juni 2008

Sudah berminggu-minggu saya habiskan waktu dengan kegiatan yang bukan rutinitas. Namun sampai saat ini saya masih sangat menikmatinya (kecuali kenikmatan dalam mengasilkan uang saku huehuehue :p). Hobi-hobi yang saya lakukan secara absurd justru memberi kesan bahwa saya benar-benar pengangguran yang bingung akan apa bisa dilaku. Karena pertimbangan ketidaktersediaannya barang yang dibutuhkan, biaya, ingatan mainan masa kecil, serta tentunya waktu yang berlebih, maka saya melakukan hal yang imut dan menggemaskan ini.

********************

Pada suatu hari yang cerah, semua keperluan untuk kepentingan kelulusan sudah saya siapkan. Mulai dari ijazah SMU, formulir yudisium, surat-surat penting lain, sampai pas foto sudah tersusun rapi dalam map biru. Bicara tentang foto yang sudah tercetak, saya mendapatkan kabar bahwa ternyata foto yang akan dikumpulkan bukan sembarang foto... tapi foto dengan baju resmi; menggunakan blazer. Yang menjadi berita buruk adalah onggokan pas foto dalam map itu merupakan foto dengan stelan kemeja biasa. Agak kusut dikit gitu deh. Betapa malasnya bila harus difoto ulang dengan menggunakan kostum tersebut. Lagipula saya khawatir pose berikutnya akan lebih memble. uhuhuhu...

Dengan akal bulus yang teman saya bilang akal "KEREatif", saya menyulap foto dengan stelan kemeja putih, menjadi foto dengan stelan blazer mba-mba kantoran. Tidak perlu perlengkapan dan trik yang istimewa dalam proses sulap ini. Hanya butuh foto orang lain memakai blazer, scanner, software photoshop "lasso tool", dan momen pengangguran seperti saya, maka simsalahbim….. jadilah foto yang saya ingikan : pose sama, dengan penghematan tingkat bulu anoa. Hehe, Lumanyun menyenangkan euy..!

"Maaf bagi pihak-pihak yang telah berhasil saya tipu: Bapak tata usaha teknik Jurusan Arsitektur UNPAR, dan rektor yang nantinya akan menandatangani ijazah saya" damai... damai...!

Read More.. Read more...

BBM vs Air

>> Selasa, 03 Juni 2008

Setelah survey ke sekian banyak blog, ternyata eh ternyata cukup banyak blogger yang menulis tentang BBM dan kawan-kawannya. Kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM menuai pro dan kontra masyarakat. Respon tersebut terjadi karena keheterogenan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan latar belakang lain yang toh ujung-ujungnya duit juga..$$$.. Duit memang erat kaitannya dengan faktor ekonomi. Namun dalam hal kenaikkan BBM, ekonomi sepertinya bukan satu-satunya faktor yang mengakibatkan suasana kritis ini. Faktor politik, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan pun merupakan semesta dari irisan BBM dan duit. Uhh yeah....

"Dirayu Madu Energi Biru" adalah judul dari laporan utama majalah berita mingguan Tempo edisi minggu pertama Juni 2008. Bagi saya -ditinjau dari sisi kepribadian lain yang sangat tidak intelek- judul itu memikat hati karena ada kata yang biasa digunakan pada headline tabloid-tabloid gosip........ehm....... BACK TO THE TOPIC, ilmu pengetahuan yang saya sebutkan di atas memang merupakan salah satu faktor sebab-akibat kenaikan BBM. Energi bahan bakar alternatif yang disebutkan pada laporan tersebut adalah air (H2O). Konon kabarnya, air bisa dijadikan sebaga pengganti minyak bumi, sehingga kita tak perlu lagi merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli premium, solar, avtur, minyak tanah, karena semuanya dapat dikonversi dengan hidropremium, hidrodiesel, hidroavtur (punya pesawat ya mba?), hidrokerosin, yang tentunya Insyaallah lebih murahhh...


Kok bisa air bisa bekerja sebagai bahan bakar?
Apa benar lebih murah?

Dua pertanyaan dalam benak saya terjawab sudah pada artikel ini. Air bisa saja bekerja sebagai bahan bakar, karena air terdiri atas molekul hidrogen yang merupakan bahan dasar penyusun bahan bakar (hidrokarbon). Untuk menjadikan air sebagai bahan bakar tentunya harus melalui proses yang tidak singkat. H2O harus diurai menjadi hidrogen dan oksigen lewat suatu tahap elektrolisa plus ditambahkannya katalis untuk mempercepat reaksi. Setelah hidrogen diperoleh, selanjutnya para peneliti berburu energi karbon untuk dikawinkan kepada hidrogen. Namun sebelumnya, karbon tersebut harus diubah menjadi karbon tak jenuh rantai panjang agar perkawinan dengan hidorgen tak pernah mengalami titik jenuh. Setelah semuanya terjadi, barulah kita mendapatkan senyawa hidorkarbon yang nantinya akan diproses menjadi bahan bakar.

Kalau melihat proses diatas, sepertinya ongkos yang dikeluarkan tidak sedikit. Tahap elektrolisa membutuhkan listrik, listrik yang digunakan membutuhkan bahan bakar. Setelah itu, perburuan karbon untuk digabungkan bersama hidrogen membutuhkan batubara, alga, karbon bebas, yang toh merupakan penyusun bahan bakar juga. Proses yang diceritakan secara singkat dan terkesan rahasia oleh sang ahli masih menimbulkan keraguan pada masyarakat dan pemerintah. Kesimpulannya pertanyaan kedua ini, mungkin, belum bisa lebih murah. Kalaupun mahal, mudah-mudahan modal pertamanya saja yang mahal, setelah itu pasti bisa lebih murah bukan?...

Tetap berjuang para peneliti cerdas Indonesia! we proud of you.. :)


Read More.. Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP