Sakit

>> Senin, 02 Februari 2015

Saya tidak ingat kapan terakhir kali sakit. Mungkin saat melahirkan? Tapi itupun bukan sakit yang saya maksud. Demam, meriang, dan radang tenggorokan benar-benar membuat saya sakit.. dan lumpuh. Tak biasa mengalami kejadian ini, sayapun mendadak menjadi manja.  Suami sinis dan berkata kalau saya berlagak sekarat. Sepertinya, ia tak terima kalau beberapa porsi pekerjaan rumah tangga harus ia kerjakan karena saya sedang sakit.

Tapi dibalik ke-lebay-an sakit cemen ini, saya menikmati istirahat total. Istirahat yang benar-benar tidak memikirkan kapan masak dan kapan harus mencuci. Sakit ini membuat saru antara istirahat dan tak peduli dan malas. Saya bisa seharian di tempat tidur tanpa harus memikirkan dapur dan rumah yang berantakan. Namun yang membuat prihatin, suami menjadi kewalahan untuk memasak. Sekedar trivia, kebanyakan para suami (Indonesia), mereka lebih mementingkan konsep makro seorang suami sebagai kepala rumah tangga. Menafkahi dari pekerjaannya di kantor. Urusan rumah biarlah istri yang menjadi komandan. Tapi disaat seperti ini, kestabilan prinsip berumah tangga ala keluarga indonesia goyah. Tak terelakan, istri yang sakit dan suami kompak uring-uringan akan masalahnya masing-masing

Tapi saya menikmati disaat kaki dingin, ada yang menawarkan kompresan hangat. Disaat kepala pusing, ada yang menawarkan salonpas, dan seterusnya. Anak yang selalu bertanya "masih pusing?", atau suami yang membawakan air minum hangat ke tempat tidur membuatku menjadi orang yang begitu berharga. Sungguh indah hidup dibalik sakit. Tak peduli kalau saya dibilang sok sekarat dan manja, tapi saya kepingin sakit terus seperti ini..

Diatas tempat tidur, Januari 2015

Read More.. Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP