Silence Assassination

>> Jumat, 12 Maret 2010

Diam itu emas? Mm, saya sih tidak sepenuhnya setuju. Selain diam itu bisa bikin bau mulut, diam juga bukan logam mulia yang bisa dituker duit. Diam sangat erat kaitannya dengan keheningan. Dan keheningan bisa berakibat buruk. Buruk sekali, sampai bisa membunuh --secara mental dan jiwa.

Berikut ini jenis silence* yang bisa meng-assassin* seseorang (*asal muasal judul postingan). Mari kita mulai dari poin yang bontot:

Silence Assassination (SA) #6: ga di-waro. Biar saya perjelas. Secara ilmiah, ga diwaro adalah suatu kondisi dimana orang lain seolah tidak melihat kita walaupun kita udah berusaha eksis dan narsis. Coba bayangkan ketika kita bercerita panjang lebar kepada teman tentang evolusi upil, lalu teman itu dengan tidak sopannya melengos pergi seolah budek. Beberapa detik --atau menit kita akan dibelenggu oleh keheningan yang menyebalkan. Singkat kata, ga diwaro = ga dianggap.

SA #5: salah tingkah di lift. Guys and gays males banget ga sih, kalo kita berada di lift yang sama dengan seorang stranger menuju lantai 90. Mending kalo liftnya ada musik yang bisa mengkamuflase suara kentut. Atau misal kondisi lift yang berjejal dengan salah satu penumpang yang mengidap bau badan dan posisi hidung kita kurang dari 3cm dari keteknya. Setinggi jalan kenangan, kita hanya bisa diam dengan kondisi2 diatas. Sebentar lagi kita mati oleh keheningan yang menyesakkan.

SA #4: pembunuhan yang satu ini sudah populer di kalangan manusia. Yakni menunggu..
.....
.....
..... Krik
.....
Apakah kalian menunggu kelanjutan tulisan ini? (nggaa..!) aduh jangan dong..! Walau bagaimanapun, adalah kejam untuk membuat orang lain menunggu. Akibat dari menunggu antara lain: muka cemberut, gelisah, nge-twit membabi buta sehingga timeline twiter kita membunuh twiter orang lain, berkeluh kesah di status fb, dan yang paling akut adalah "pundung" alias Madness Acute Distress (MAD). Selamat ko'it wahai penunggu.

SA #3: based on true story. Ada beberapa (baca: banyak) orang yang terkaget2 mengetahui bahwa saya sudah menikah. "oh, udah nikah?!?", kata satpam sambil terbelalak memandang wajahku. Mungkin dia pikir aku ini masih abege dibawah umur (bawah umur 30 maksudnya :p). Atau ekspresi mbak2 yang sontak lompat dari kursinya ketika mengetahui fakta itu, sambil menatapku dari ujung rambut sampai ujung jempol kaki. Ada juga ibu2 yang terheran2 sambil berujar histeris, "itu istrinya mas??", yang selanjutnya memastikan bahwa aku dan suami tidak MBA (Menikah Because of Asusilation). Sesaat setelah pernyataan2 itu, aku hanya bisa berkata dalam bisu --dengan mulut setengah menganga. Kalo judul buku masakan mah "sedap sekejap", kalo saya; "senyap sakedap".

SA #2: "Wah gilak, hari ini ada meeting seharian di kantor". Tapi dalam meeting itu toh kita hanya sibuk menyaksikan pertarungan antara bos2 besar, atau menulis notulensi yang naudubileh materinya disampaikan secara ngebut. Keluhan yang dirasa jam pertama adalah mulut dahaga. Ga minum; haus, kalo minum bisa ketinggalan materi (lebay). Setelah jam ke 2-3, timbul gejala pegel tangan karena menulis, dan pegel leher karena celingak celinguk liat orang ngomong bersahut2an. Kira2 mirip penonton badminton yang kepalanya ngikut pergerakan shuttlecock. Jam berikutnya adalah ngantuk. Akhirnya, setelah 12 jam berlalu, timbul serangan pantat tepos disusul dengan kram anus.

Wah ngalor ngidulnya panjang juga. Tunggu! Jangan dulu close windownya, masih ada satu lagi!

SA #1 Dia adalah gadget freak. Ketika kita sedang berdua atau berbanyakan dengan orang yang kita kasih, tiba2 bunyi "trulut!" atau "tunit!", bahkan ada yang bunyinya "kridit-kridit!". Lalu terjadi sesuatu yang menurut saya cukup mengerikan; orang tersebut mengeluarkan benda asing bertombol dan bermonitor dari kantong / tasnya, lalu dengan sigap memencet2 sesuatu daripada benda itu. Jarinya bergerak lincah, lebih lincah dari Amelia gadis cilik. Semenit kita meperhatikan wajah dia tanpa ekspresi. Sesekali dia mengerenyitkan dahi dan mengerejapkan mata. Dan parahnya, kadang senyam senyum sendiri! 2 menit, 3 menit, 4 menit.. (kembali ke SA #4). Olala, ternyata aktifitas itu bisa berlangsung kapanpun dimanapun. Sambil berdiri, menunduk, jongkok, pundak-lutut-kaki-lutut-kaki. Sungguh hebat sekali melakukan multitasking yang menjabani dunia nyata-maya sekaligus. Dulu, aku pikir orang2 tsb sedang menjalani refleksi jempol tangan. Namun aku meralatnya karena baru2 ini ada benda yang cukup di-toel2 aja layarnya. Aku makin mengerti ketika orang bilang "halo? Dimana loe?" lewat benda itu. Semua makin jelas ketika aku beli benda itu, dan terjebak dalam situasi yang sama, sekarang, saat ini. Dunia nyata tambah sepi aja..

Selamat antiklimaks! ................*hening

Read More.. Read more...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP