Pernah ABG
>> Senin, 30 Maret 2009
Hari minggu kemarin, aku disibukkan dengan ketidak-ada-kerjaan. Nonton tv; bosen, baca buku; ya giTuDehH, beres2 rumah; udah selese (boong banget), maka terdamparlah diriku di kamar, berdiam diri………………………………………………………
………………krik……………………………………..
……………………………………………krik………..
Lama sekali aku “bermeditasi” sampai akhirnya aku melihat seonggok benda bersejarah di rak buku. Merasa terinspirasi dari benda itu, maka akupun mencoba mencari cagar budaya pribadiku yang lainnya. Dan yesss, ternyata ada beberapa barang bulukan lain yang membuatku tersenyum-senyum sendiri… *ternyata ada yang kitik-kitik telapak kakikku. Langsung saja aku abadikan benda-benda tersebut dengan kamera hp yg praktis. Iniliah dia, e’CYII..e’Luuk..e’BAAA… EMuuAaHHh…..
Once upon a time, aku sering mengkoleksi sesuatu, mulai dari koleksi perangko, stiker, kertas loose leaf, clana dalem, tas, mobil, emas batangan, vila, sampai koleksi kepulauan yg sekarang jumlahnya udah seribu (pulau seribu). Aku selalu menyisihkan uang saku sehari-hari yang diberi ibu sebesar Rp 200,-. Aku mampu membeli barang-barang tsb karena aku konsisten dengan moto “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya” atau “sukses bagi si rajin” atau moto lainnya yang biasa tertulis pada sampul buku warna cokelat.
*perangko ini aku dapatkan secara membeli (sebagian), malak temen, atopun cabut prangko dari surat orang-orang yg belum dikirim*
*banyaknya dan kerennya koleksi loose leaf menentukan harkat dan derajat seseorang di sekolah. Berhubung koleksiku tidak sebanyak dan tidak sekeren teman-teman, maka statusku waktu itu adalah spesialis sedot wc*
*waktu itu, aku dibelikan diary oleh ibu. Ada gemboknya segala, keren lah pokonya. Tapi sayang, isinya tidak sekeran diarynya. Halaman pertama aku isi dengan komik.. niatnya komik, tapi kok gini???*
*walaupun dulu graffiti belum se-terkenal sekarang, tapi aku telah mahir menuliskannya. Sebenarnya akulah pencipta tren graffiti itu.. sebelum aku punya pilox dan dinding kosong, aku hanya bisa bereksperimen di buku diary dengan menggunakan stabilo*
*dulu aku orangnya parno dalam menghadapi ujian. Nyerempet ke phobia kali ya. Aku suka mempersiapkan ujian sebaik dan se-pol mungkin, contohnya; membuat “paririmbon”, membeli soal ujian, minum sebotol suplemen cerebrovit kids biar pinter.. (tapi malah OD), minta DOA RESTU kepada diary, dll. Alhasil akupun tidak jadi juara kelas. Ya Allah maafkan dosa-dosaku terdahulu*
*setahuku, diary itu catatan pribadi. Tapi dengan katronya aku publikasikan diary itu dan aku persilahkan teman-teman untuk mengisi sesuka hatinya.. ini adalah salah satu karya tulis mereka*
Yang ini adalah AIB. Lewat koleksi kaset-kasetku, aku sampai hafal lagu-lagu mereka. Setiap mandi aku dendangkan lagu mereka. Tiap bobo aku memimpikan mereka. Tiap hari aku telpon mereka. Tiap hari aku kongkow dengan mereka. Tapi saat ini tak satupun yang menjadi pacar aku… *nangis ngesot-ngesot
8 komentar:
wah, yang terakhir yang paling menarik niy...bisa dihitung nisa hidup dizaman apa...
abg yang aneh...ngga yakin nisa suka sama yang beginian waktu masih kecil...
mau donk baca diary2 nya...
Masa lalu yg aneh...Mang dulu kayak gimana sih? Jd penasaran?
Oya, yg terakhir tuh km bilang insomnia, kayaknya lebih cocok amnesia deh...
Hehehehehhe........
@surya dharma
wah diary-nya masih top secret ahh..
@aldee
masa lalu yg surem.. hehe
oiyaa hrsnya amnesiaaa... haha udh si edit tuh.. tnx ya
hebat juga ya, barang2 jadul kyk gt masih trsimpan rapi bin lengkap..kl ak dah lenyap ditelan bumi nis..salam
Hah..Pernah ABG...
Sama kayak saya dulu yawh...
Mmm...Salam kenal ajah dan salam hangat Bocahbancar...
Haha, Nis, sama aku juga suka ngumpulin barang2 kayak gitu sejak SD. Hihihi. Skarang juga masih ada. "Mo tukeran prangko ga?" tu dia salah satu bahasaku kalo ketemu ma filatelis juga. ;;)
Wah keren.. dulu saya punya koleksi perangko 2 album. Satu dalam negeri, satunya lagi luar negeri.Sekarang entah di mana.Jadi inget zaman sahabat pena dulu.
Halo,
wah, seneng Hanson & The Moffatts, ya? :D
itu Jordy yang olala bebe ya?
Posting Komentar