BBM vs Air

>> Selasa, 03 Juni 2008

Setelah survey ke sekian banyak blog, ternyata eh ternyata cukup banyak blogger yang menulis tentang BBM dan kawan-kawannya. Kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM menuai pro dan kontra masyarakat. Respon tersebut terjadi karena keheterogenan latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan latar belakang lain yang toh ujung-ujungnya duit juga..$$$.. Duit memang erat kaitannya dengan faktor ekonomi. Namun dalam hal kenaikkan BBM, ekonomi sepertinya bukan satu-satunya faktor yang mengakibatkan suasana kritis ini. Faktor politik, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan pun merupakan semesta dari irisan BBM dan duit. Uhh yeah....

"Dirayu Madu Energi Biru" adalah judul dari laporan utama majalah berita mingguan Tempo edisi minggu pertama Juni 2008. Bagi saya -ditinjau dari sisi kepribadian lain yang sangat tidak intelek- judul itu memikat hati karena ada kata yang biasa digunakan pada headline tabloid-tabloid gosip........ehm....... BACK TO THE TOPIC, ilmu pengetahuan yang saya sebutkan di atas memang merupakan salah satu faktor sebab-akibat kenaikan BBM. Energi bahan bakar alternatif yang disebutkan pada laporan tersebut adalah air (H2O). Konon kabarnya, air bisa dijadikan sebaga pengganti minyak bumi, sehingga kita tak perlu lagi merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli premium, solar, avtur, minyak tanah, karena semuanya dapat dikonversi dengan hidropremium, hidrodiesel, hidroavtur (punya pesawat ya mba?), hidrokerosin, yang tentunya Insyaallah lebih murahhh...


Kok bisa air bisa bekerja sebagai bahan bakar?
Apa benar lebih murah?

Dua pertanyaan dalam benak saya terjawab sudah pada artikel ini. Air bisa saja bekerja sebagai bahan bakar, karena air terdiri atas molekul hidrogen yang merupakan bahan dasar penyusun bahan bakar (hidrokarbon). Untuk menjadikan air sebagai bahan bakar tentunya harus melalui proses yang tidak singkat. H2O harus diurai menjadi hidrogen dan oksigen lewat suatu tahap elektrolisa plus ditambahkannya katalis untuk mempercepat reaksi. Setelah hidrogen diperoleh, selanjutnya para peneliti berburu energi karbon untuk dikawinkan kepada hidrogen. Namun sebelumnya, karbon tersebut harus diubah menjadi karbon tak jenuh rantai panjang agar perkawinan dengan hidorgen tak pernah mengalami titik jenuh. Setelah semuanya terjadi, barulah kita mendapatkan senyawa hidorkarbon yang nantinya akan diproses menjadi bahan bakar.

Kalau melihat proses diatas, sepertinya ongkos yang dikeluarkan tidak sedikit. Tahap elektrolisa membutuhkan listrik, listrik yang digunakan membutuhkan bahan bakar. Setelah itu, perburuan karbon untuk digabungkan bersama hidrogen membutuhkan batubara, alga, karbon bebas, yang toh merupakan penyusun bahan bakar juga. Proses yang diceritakan secara singkat dan terkesan rahasia oleh sang ahli masih menimbulkan keraguan pada masyarakat dan pemerintah. Kesimpulannya pertanyaan kedua ini, mungkin, belum bisa lebih murah. Kalaupun mahal, mudah-mudahan modal pertamanya saja yang mahal, setelah itu pasti bisa lebih murah bukan?...

Tetap berjuang para peneliti cerdas Indonesia! we proud of you.. :)


2 komentar:

Baskoro 3 Juni 2008 pukul 22.40  

Apakah nantinya manusia akan menaikkan harga air setinggi harga bahan bakar minyak jg?

Apakah nantinya manusia akan berebut air, antara untuk minum, mandi, mencuci, atau akan dipakai sebagai bahan bakar?

Dilema tentang air sebagai sumber kehidupan manusia dan air sebagai bahan bakar alternatif..

surya_dharma 9 Juni 2008 pukul 18.02  

alhamdulillah banget klo air bisa jadi bahan bakar. Secara air adalah sesuatu yang bisa diperbaharui (inget pelajaran sd khan ttg energi)...

Klo menurut saya, apabila air bisa menjadi energi, yang paling beruntung adalah PDAM bisa jadi spt oil company dan bersaing dengan PERTAMINA......

betul banget yang dijabarkan oleh nisa tentang prinsip perubahan air menjadi hidrokarbon..kesulitannya adalah proses pembentukan hidrokarbonnya...nah lho...gimana atuh???

klo sekarang , apa yang bisa kita lakukan? ya paling ngga, ke kampus ato ke kantor jalan kaki:) ato naik sepeda...ato naik angkutan umum lah paling ngga...

klo dilihat dari kenaikan bbm, ada pengaruhnya ngga ya...tapi saya lihat minggu kemaren di bandung rada sepi tuh jalanan..mungkin ga klo kenaikan bbm menurunkan jumlah wisatawan dari jakarta ke bandung? ini positif ato negatif ga ya....hhhmmmm, bisa dijadiin skripsi niy dengan judul "Pengaruh Kenaikan BBM terhadap Jumlah Wisatawan yang Menggunakan Kendaraan Pribadi. Studi Kasus di Kota Bandung terhadap Wisatawan Domestik dari Jakarta."

Duh, lama2 ngetik komentar bisa ngalor ngidul niy...masa dari air bisa ke skripsi...selamat pada annisa dan teman2nya yang telah bebas dari beban skripsi...

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP