Ibu Bagimu

>> Minggu, 27 April 2008


Kala itu, bulan meluruhkan separuh cahyanya
Tak terasa betapa kosong ia hirup waktunya
Dalam sadar masih kuusung ragu
Dalam lamunan kuangkat beban bimbang
Cahaya mata yang selalu kutunggu
Telah padam ditelan kelam

* * *

Bila sungguh bagimu aku dilahirkan
Sumpah kan kumuarakan darah dalam nadimu
Bila sungguh bagimu aku dibesarkan
Sumpah kan kudenyut degup jantungmu
Bila sunguh bagimu aku diberi kasih
Sumpah kan kuhirup nafas untukmu
Bila sungguh bagimu aku ditinggalkan
Sumpah kan kurela mati bersamamu

Ibu aku rindu.


Dedicated to:
My dear friend Arandea Paramitha

yang tabah atas kepergian sang Bunda


3 komentar:

Baskoro 27 April 2008 pukul 21.59  

Turut berduka cita...

Tegarlah hai manusia...sesungguhnya semua yang kita miliki di dunia hanyalah titipan Allah..

Sesungguhnya nyata, semua yang kita miliki, bahkan orang tua dan orang-orang yang kita sayangi, mereka bukanlah apa-apa jika dibandingkan perasaan memiliki kita terhadap Allah dan Rasulullah..

Aricko Khena Kaban 27 April 2008 pukul 23.31  

nice nice...
regards to arandea paramitha ya..
may god bless her...
=)

azzam 29 April 2008 pukul 21.02  

wah bait bait pembukanya saya suka.

cuma mau nambahin.
sepertinya tema ibu asik untuk di kembangkan. hehehe;


rindu akan belaian kelembutan dalam dekapan kehangatan.
rindu dengan pelukan keibuan yang mematahkan setiap kesedihan.
dan rindu akan ke-adaanmu yang dulu fakta namun kini memakaku menerima kata 'fana'.

ibu,aku sayang ibu.

maaf kalo kurang berkenan hehhe

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP