Tengok Hotel Surabaya

>> Rabu, 26 Maret 2008

Tanggal Merah di Hari Kamis merestui niatku untuk berkumpul bersama manusia-manusia Paguyuban Pelestarian Kota Bandung. Pertemuan kali ini berlangsung di seonggok bangunan usang yang kusam, rapuh hampir runtuh, Hotel Surabaya. Arak-arak awan iringi langkah disaat aku susuri badan trotoar jalan Kebon Jati. Rupanya langkahku agak terganggau oleh silaunya matahari pukul 9 yang dipantulkan oleh pembatas bangunan seng gelombang : restorasi sedang dilaksanakan (restorasi/demolisii?)


Kisah dimulai saat pertama kali aku memandang bangunan itu dari dekat. Ouw ouw diriku berasa sedang memandang settingan panggung dari sebuah pertunjukan teater, dengan lakon yang tak lain adalah teman-teman dari Paguyuban.... (lihat par. atas) yang sedang mengobrol. Walau tak sampai bulu kuduk berdiri, aku tetap saja merasa takjub dan terpesona atas saksi bisu sebuah kehidupan di akhir abad 19 ini. Bangunan yang patut dilestarikan sebagai aset kota.

Hotel Surabaya... Hotel Surabaya oh... sayang sekali 1 massa bangunan dari jumlah keseluruhan 3 massa bangunan terlanjur rata dengan tanah. Massa bangunan yang hancur diduga bangunan tertua diantara bangunan yang lain. Hotel yang pertama kali dibangun sekitar tahun 1886 ini turut mengiringi kemajuan kota yang ditandai dengan beroperasinya stasiun Bandung. Di sisi yang berlawanan, kehidupan kaum pribumi tanah Jawa pada masa itu masih juga ditindas oleh Eropa dan Tionghoa (duh luapan emosi ini mah). Bangunan kedua tertua yaitu bangunan yang bermenara, bergaya Art Nouvo dengan ornamen khas sulur tanaman yang terpatri di kaca jendela, serta motif hias organik pada lantainya. Adapun si Bungsu, agak kurang jelas langgamnya. Perbedaan ornamen dengan bangunan sebelumnya menguat dugaanku bahwa bangunan ini bergaya Art Deco (awal). Kaca jendela tidak lagi memperlihatkan patrian sulur tanaman, melainkan cukup dengan kaca warna yang berbeda tiap segmennya. Motif lantainya terlihat lebih geometris dan sederhana. eh tunggu sebentar, bisa saja bangunan yang satu ini merupakan bangunan bergaya ekletik, karena gayanya toh masih terlihat campur aduk antara ini itu, dia dan kau (jd mirip merk susu...)

Yang menarik dari sisi lain Hotel Surabaya adalah terdapatnya "prasasti-prasasti" yang tersurat di dinding kamar hotel. Dari sini kata boleh menuduh kalau hotel ini semula berfungsi sebagai hotel esek-esek, dan mungkin saja berkomplot dengan perkumpulan Bandung Undercover, atau bahkan cabang pembantu dari Emperor's Club VIP dengan eneng Ashley Dubre sebagai maminya :-p

Adalagi yang --mungkin paling-- menarik diantara semua cerita diatas adalah perihal potensi Hotel Surabaya yang patut dijadikan "latar" foto atau “property” foto bagi kaum pencinta diri sendiri (Narsis, -red). Sebelum Hotel Surabaya yang antik dan masih otentik ini mengalami renovasi menjadi sebiah hotel dengan bentuk baru (modern), maka marilah brader and sistah, kita ramai-ramai buktikan bahwa wajah kita bisa terlihat lebih fotogenik dengan latar Hotel Surabaya ini..!!


Keep Bandung Bandoeng!!

7 komentar:

Aricko Khena Kaban 27 Maret 2008 pukul 00.47  

ini teh dimana nis?kq riko gatau ya?ga gaul meureun yah?hehe..nisa teh potograper juga nya ceritana?hohoho..

ga garing ah ceritany..bagus..kata sapa garing?=p

Baskoro 27 Maret 2008 pukul 17.02  

Nis, lagi2...gw suka gaya penulisan lo yang aneh (unik...red.), ga bosen kalo dibaca, walaupun kadang2 garing tp gppkok itu jd bahan untuk tertawa
membaca postingan lo, dan berbobot, menunjukkan kalo lo sunda yang sunda ya mnurut lo? hehe

Smart girl! ^^

Ohh ini tho hotel surabaya, kok ga ada hotel bandung ya? di bandung ada surabaya, hmm paradoks. (?!?!?!?!?!...keep thinkin' about it)

Ckckckckck..penuh prasasti dan saksi bisu nikmat duniawi ya ternyata di hotel ini..

Semoga aja deh restorasi (demolisi) ini ga bakal ngubah peninggalan2 hotel ini sampe sebegitunya..Hidup Bandung Heritage!


*narsis!! ^^ hehehe

suryadharma 29 Maret 2008 pukul 07.24  

First impression....
rangkaian kata yang sangat menarik...

apalagi isi nya merupakan rangkaian cerita, humor, sejarah, pengalaman pribadi, dan yang terpenting sisipan ilmu yang berdasarkan analisis arsitektural...

Selain itu yang ok juga bahasanya yang terkesan santai namun berbobot..dilengkapi dengan foto sebagai penjelasan deskriptif dari cerita..yah, walaupun di dalam fotonya ada sisipannya juga..(hehehe...)

Keren banget hun..keep writing yah...bisa jadi the next promoedya niy..tinggal memunculkan seorang tokoh dengan alur cerita berdasarkan analisis arsitektur...

wah, komentarnya kok sok keren banget bahasanya...

semuasayanganna 1 April 2008 pukul 13.17  
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
semuasayanganna 1 April 2008 pukul 13.20  

i miss bandung soo

Priyatno S 22 April 2008 pukul 15.57  

Nis, bagus juga foto2 nya....

keren....

pemilihan kata-kata dan cara merangkainya menjadi sebuat kalimat kemudian paragraf pun bagus. Jadi enak dibacanya.

savmv 28 April 2008 pukul 16.14  

lo ikut klub gedung tua ya? keliatannya asik banget. kalo jalan2 lagi ikut dong. hehehe..

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP