Agony and Remedy

>> Rabu, 24 Juni 2015

Hari ini ini adalah hari ke 6 berpuasa di bulan Ramadhan. Sewaktu di Indonesia saya menahan dahaga di teriknya suhu Indonesia selama dua belas jam. Di Norwegia, saya  berpuasa sembilan belas jam lamanya. Bulan Ramadhan tahun ini jatuh di bulan Juni dimana matahari tenggelam pukul sebelas malam dan terbit pukul setengah empat pagi. Hanya di negeri ini saya merasakan shaum yang persis sama saeperti apa yang dikatakan ustadz-ustadz ketika ceramah tarawih. Menahan lapar, haus, kesabaran, dan ngantuk. Lapar dan haus itu biasa. Kesabaran bisa jadi tidak biasa ketika waktu menunjukan pukul sepuluh malam saat semesta di titik antiklimaks. Sepi, sunyi, yang terdengar hanyalah detik jam dinding yang terdengar kian melambat. Tik.. tok… lalu hening… tik…. Tok…. Sekian lama saya menelusuri internet, waktu masih menujukan sepuluh lewat lima menit. Dan seterusnya sampai rasanya seribu tahun. Saya ingin tidur saja, tapi saya khawatir ketika nanti terbangun, waktu hanya berselang sepuluh menit lamanya.

Ngomong-ngomong soal tidur, pagi tadi saya tidak makan sahur karena ketiduran. Sakitnya tuh dimana-mana. Memang selama ini kualitas tidur saya menurun lantaran belum menyesuaikan diri dengan durasi tidur diantara berbuka dan sahur. Dan momen pagi tadi adalah sebuah manifestasi dari ujian di bulan Ramadhan. Mau batal tapi sayang. Akhirnya saya masih bertahan, dan anehnya, saya merasa kuat dan senang-senang saja.

Berpuasa kali ini bisa jadi ajang kompetisi untuk diri sendiri. Dimana kita bisa mengalahkan ego yang selama ini memperbudak diri kita sendiri. Kenikmatan menaklukan diri  dengan cara berpuasa selama berbelas jam itu rasanya luar biasa.  Saat berbuka, sekejap saja hati ini bahagia seiring dengan meluncurnya seteguk demi seteguk air putih. Lalu bubur kacang hijau hangat yang beraroma pandan dan sedikit kejutan rasa jahe nya. Diiringi dengan celotehan suami yang berubah riang gembira. Semarak malam yang terang yang melatar belakangi momen ini mengalahkan keriangan pasar malam yang cuma kerlip lampu. Imajinasi mengawang ke pemandangan yang luas dan sejuk seperti air tejun adem sari. Rasanya luar biasa. Rasanya luar biasa.


Stavanger, 23 Juni 2015,
10.15 pm

0 komentar:

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP